Warta

Tahun Baru Hijriah atau Tahun Baru Islam?

Namun jika memaknai hijriahnya sebagai spirit perubahan ke arah yang lebih baik, maka maknanya akan berbeda. Terlebih jika memahami aspek teologis yang mengiringi hijrahnya Nabi, tentu akan memunculkan cahaya Islam.

Tahun Baru Hijriah atau Tahun Baru Islam?

Jika meyakini tahun baru sekarang hanya sebatas pergantian tahun qamariyah (berdasarkan peredaran bulan), maka maknanya akan biasa² saja. Namun jika memaknai hijriahnya sebagai spirit perubahan ke arah yang lebih baik, maka maknanya akan berbeda. Terlebih jika memahami aspek teologis yang mengiringi hijrahnya Nabi, tentu akan memunculkan cahaya Islam.

 

Dipilihnya Muharram sebagai awal bulan pertama di tahun hijriah sudah ditetapkan oleh bangsa arab tempo dulu. Adapun penetapan tahun pertamanya dikukuhkan melalui musyawarah di masa kekhalifahan Sayidina Umar bin Khattab RA. Atas usulan Sayidina Ali bin Abu Thalib RA, maka tahun pertama berdasarkan perputaran bulan (Qamariyah) ini bermula dari hijrahnya Nabi dari Makkah ke Madinah. Sehingga disebut dengan Hijriyah. Tahun Hijriah.

 

Terminologi hijrah yang berarti pindah membawa semangat perubahan ke arah yang baik dan lebih baik. Hal ini dicontohkan oleh Baginda Nabi yang hijrah dari Makkah ke Madinah untuk mengubah tatanan masyarat dari kemungkaran kepada kebaikan, dari perpecahan kepada persaudaraan, dari kezaliman kepada keadilan, dari fanatik golongan kepada kebersamaan. Semuanya tersimpul dalam rahmatan lil ‘alamin. Dan inilah misi agama Islam. Sehingga tahun baru sekarang, 1445 H, juga dapat disebut dengan tahun baru Islam.

 

Semoga momentum tahun baru 1445 Hijriah ini bagi umat Islam dan umat manusia secara keseluruhan dapat merecharge keimanan dan semangat optimisme untuk meraih karunia, rahmat dan rida Allah Tuhan semesta alam. Wallahu a’lam.

Penulis : KH. Mahfud Hidayat (LBM NU Kota Bogor)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button