Pesantren Al-Ghazaly Menjadi Tujuan Peace Heritage Komunitas Peace Leader
Pesantren Al-Ghazaly Menjadi Tujuan Peace Heritage Komunitas Peace Leader
Komunitas Peace Leader yang terdiri dari pemuda-pemudi lintas iman mengadakan safari Ramadhan Peace Heritage dengan tema ‘Tracing The Path of Peace and Diversity (Menelusuri Jalan Perdamaian dan Keberagaman)’ dengan mengunjungi Vihara Dhanagun, Makam Raden Saleh Bustaman, Gereja Katedral Bogor dan berakhir ke Pesantren Al-Ghazaly (17/04) Senin.
KH Musthofa ABN merupakan Tokoh NU Kota Bogor yang saat ini menduduki posisi sebagai Rais Syuriah PCNU Kota Bogor dengan pasangannya Ketua PCNU Kota Bogor Ir H Edi Nurokman.
Abah Toto sapaan akrab Kiai Musthofa menyambut baik rombongan Komunitas Peace Leader. Pada Tausiahnya menyatakan bersyukur dan bangga dengan adanya kegiatan bagi kalangan millenial semacam ini.
“Wilujeng sumping, kepada semua peserta walau di bulan puasa Ramadhan tetap memiliki semangat untuk merajut memperkuat Nasionalisme, melalui kegiatan Peace Leader Heritage. Yang para ulama dan toko agama sudah mencontohkan sehingga berdirinya NKRI,” kata Putra dari Mama Abdullah bin Nuh tokoh sepuh Nahdlatul Ulama Kota Bogor.
Kiai juga menjelaskan bahwa perbedaan adalah keniscayaan yang lahir dari sebuah ijtihad (usaha maksimal) yang tentunya berdasarkan keilmuan yang memumpuni.
“Saat ini, tidak cukup kita menjaganya, hendaknya kita mempelajari tujuan yang sebenarnya sehingga akan lahir rasa saling memahami satu sama lainnya,”
Tambahnya bahwa Mama Abdullah bin Nuh pada masa hidupnya bergaul dengan banyak tokoh dan mereka merasa dekat, dikarenakan wawasan pengetahuan dan cara bergaul dengan mengedepankan akhlak mulia dari Nabi Muhammad Saw. Sebagai uswah hasanah (tauladan).
Pada saat yang sama Ketua pelaksana Abdul Hakim membuka dan mengarahkan sebelum pemberangkatan. Titik kumpul para peserta di sekolah Lazuardi Al-Falah Margonda Depok.
“Kegiatan ini sebagai upaya memperkenalkan perdamaian, keberagaman sejak dini di kalangan millenial agar tumbuh jiwa saling menghargai, toleransi serta memiliki sikap moderasi dalam beragama demi keutuhan NKRI,” ujarnya.
Diketahui bahwa kegiatan Peace Leader Heritage ini terdiri dari perwakilan Islam, Kristen, protestan, katolik, Muhammadiyah, NU, Jamaah Ahmadiyah Indonesia, Komunitas Ahlul Bait Indonesia, Kader Aswaja. Dan kegiatan ditutup dengan makan bersama di rumah makan Kedai Fatimah pada waktu Magrib.
Pewarta : Abdul Mun’im Hasan