Warta

Halaqoh Dakwah MUI Kota Depok, Wujudkan Generasi Emas dengan Jauhi Narkotika dan LGBT

Majelis Ulama Indonesia Kota Depok mengadakan Halaqoh Dakwah bertemakan "Strategi Dakwah dalam Mencegah Penyalahgunaan Narkoba dan Bahaya LGBT di Kalangan Remaja" Bertempat di Aula MUI (09/08) Rabu.

Halaqoh Dakwah MUI Kota Depok, Wujudkan Generasi Emas dengan Jauhi Narkotika dan LGBT

Depok, LTN NU Bogor Raya – Majelis Ulama Indonesia Kota Depok mengadakan Halaqoh Dakwah bertemakan “Strategi Dakwah dalam Mencegah Penyalahgunaan Narkoba dan Bahaya LGBT di Kalangan Remaja” Bertempat di Aula MUI (09/08) Rabu.

Sambutan pertama oleh Kepala Bidang Dakwah KH Bahrudin Toyyib, ia menyatakan bahwa pentingnya hadirin dan hadirat dari perwakilan seluruh Kecataman Kota Depok, Sekolah Negri dan Swasta serta Remaja Masjid Kota Depok memahami bahaya Narkotika dan LGBT.

 

“Dengan adanya pemahaman bahaya Narkoba dan LGBT bagaimana mencegahnya, bagaimana nilai-nilai agama serta psikologi, yang betul-betul religius ini bisa diantisifasi dengan adanya halaqoh ini. Untuk mengantisifasi dan siap memerangi narkoba untuk kebaikan generasi emas di Kota Depok. Hadirnya DKM Masjid, Ketua OSIS Ketua Remaja Masjid, bisa mengembangkan di sekolah, masjid masing-masing,” ungkap Kiai Pesantren Assalamah Depok.

Pada sesi pertama disampaikan oleh Wakil Ketua Umum MUI, KH Samsul Yakin menyatakan bahwa dengan Perspektif dakwah, penyalahgunaan narkoba dan bahaya LGBT. Tidak cukup dengan strategi dakwah, metode dakwah dan tekhnik dakwah yang melibatkan banyak pakar juga ahli.

 

“Pertama, pendekatan dakwah, cara memahami masalah dari keduanya, mengandung masalah sosial adalah pasti, juga dalam masalah dan wilayah agama, karna akan merusak sendi-sendi umat islam, akan berdampak dengan masalah akhlak, ada dalilnya dalam AlQuran juga hadits,” ujarnya Kiai Pengasuh Pondok Pesantren Darul Akhyar.

 

Tambahnya bahwa LGBT masalah kelasik yang kembali pada masa kini, yang dahulu sudah ada pada zaman Nabi Luth.

Strategi dakwah, perencanaan, didesign, dibuat, dengan melakukan edukasi, juga dalam konteks rasional (hadirnya para remaja sekolah dan masjid) juga ada pendekatan spritual (akhirat itu nyata dan menakutkan bagi yang menggunakan narkoba dan melanggar syariat).

 

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

 

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. An-Nahl : 125)

 

“Metode dakwah yaitu memilih cara yang tepat, dari ayat di atas ada tiga solutif cara yaitu

Agama, spritual dan bil hikmah / mauidzah hasanah. Teknik dakwah merupakan ujung tombaknya,” jelasnya.

 

Sesi kedua oleh Kombes Heru Prasetyo Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Depok. Bahwa generasi muda harus di jaga, adanya bonus demografi, Indonesia emas 2045, pada tahun itu produktif, yang akan menentukan arah Indonesia.

Tentang penyalahgunaan dan peredaran Narkotika, ini yang kita bahas pada halaqoh dakwah MUI,

 

“Baca pertimbangannya, bahaya Narkoba akan dapat melemahkan ketahanan nasional khususnya generasi muda, jelas hukum melarang, dari medis yakni syaraf yang diserang, segi sosial adanya stanting, KDRT, dan merugikan Negara karena butuh dana rehabilitasi,” jelasnya Kombes kelahiran Semarang.

 

Ia mengajak untuk bersikap dan cara hidup positif untuk menghindari Narkotika

Jangan pernah mencoba narkoba

Mencari tahu dampak narkoba

Memilih lingkungan pergaulan yang baik

Tingkatkan iman dan takwa (Sholat lima waktu).

 

“Kita bergerak bersama untuk memerangi Narkotika untuk mewujudkan generasi emas Indonesia,” ungkapnya.

 

Sesi ketiga oleh Leni Utama, Ahli Psikologi

Bahwa LGBT jangan sampai menjadi masalah sosial yang semakin merebak, penyakit sosial yang menular.

 

“Ini merupakan psikoedukasi, tidak cukup di sini saja, Negara kita religiusitasnya tinggi, Lesbian Gay Bisexual Transgender (dalam gangguan sikologis) dalam Al-Quran sudah jelas merupakan hal yang haram dilakukan,” ungkapnya

 

Ia juga menjelaskan adanya faktor lingkungan. Carilah komunitas yang membangun diri kita kearah lebih baik. Adanya pengalaman tromatis, masa lalu yang berbekas akan menyebabkan sesuatu yang tidak nyaman

 

“Orang tua hendaknya menjadi pendengar setia yang baik untuk anak, untuk menumbuhkan rasa kepercayaannya kepada ortu dan kuncinya adalah komunikasi. Dan untuk menyembuhkan harus ada motivasi internal, dengan dateng ke psikolog ada keinginan untuk sembuh, akan dibantu oleh psikologi untuk mengurangi rasa ke sejenisnya,” pungkasnya.

 

Pewarta : Abdul Mun’im Hasan

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button