GP Ansor Tajur Halang, Ngaji Keislaman dan Nasionalisme
GP Ansor Tajur Halang Kabupaten Bogor mengdatangi dan mengaji Keislaman serta Nasionalisme di Pesantren Nanggerang
GP Ansor Tajur Halang Kabupaten Bogor mengdatangi dan mengaji Keislaman serta Nasionalisme di Pesantren Nanggerang yang dipimpin oleh Ustadz M. Rizal Aris sebagai narasumber ( 06/03/23) Senin malam.
Pada kegiatan tersebut Mas Haris yang sapaan akrabnya menjelaskan bahwa Pancasila merupakan asas tunggal setidaknya bagi kalangan NU. Hal ini sebagaimana dicetuskan oleh KH Achmad Siddiq Jember, sebagai Rois Aam PBNU pada muktamar NU tahun 1989 di jogjakarta, penetapan asas tunggal Pancasila merupakan pilihan yang tepat bagi masyarakat plural seperti Indonesia.
“Bahwa “Pancasila tidak bertentangan dengan Islam”. Sebaliknya keduanya bahkan terasa seperti satu nafas,” jelasnya yang pernah menjadi Ketua JQH Kabupaten Bogor.
Ia juga menyampaikan bahwa agama tak berbenturan dengan Pancasila adalah dengan melihat sila-sila dari Pancasila itu selaras dengan agama islam. Sehingga tidak perlu lagi ada ideologi lain untuk mengganti Pancasila termasuk ideologi Islam.
Nilai – nilai Pancasila merupakan perwujudan dari keyakinan keislaman sebagai agama yang dipeluk oleh mayoritas rakyat Indonesia. Bukan hanya itu, Pancasila juga merupakan karakter bangsa Indonesia yang dengannya Indonesia akan menjadi bangsa yang makmur.
Sebagaimana bangsa lain maju pesat karena punya karakter dasar dan landasan filosofi kebangsaan yang juga kuat.
Setiap orang tentu ingin menjadi baik, tidak ada yang bercita-cita ingin menyalahgunakan kekuasaan, menjual belikan keadilan atau menjadi koruptor. Godaan kekuasaan dan materilah yang menjadi penyebabnya, agama pun hanya sebagai nilai normatif.
Pancasila tidak semata-mata urusan ideologis, apalagi sekedar jargon politik. Pancasila semestinya menjadi karakter dan panduan pribadi setiap warga bangsa secara utuh dan komprehensif.
Dengan pendekatan itu, Pancasila lebih “hidup” dan bermartabat. Sekali lagi jika Pancasila benar-benar dihayati, dilaksanakan dengan seksama dan penuh keyakinan, maka Pancasila dapat menjamin kehidupan berbangsa dan bernegara yang adil dan makmur.
“Bagi NU, mencintai dan melaksanakan dasar negara Pancasila adalah sebuah keimanan sebagaimana arti dari “Hubbul Wathon minal imam” dan NKRI adalah harga mati. Oleh karena itu NU akan berada digaris depan jika ada fihak atau kelompok tertentu yang ingin mengganti haluan dasar negara Pancasila ini dengan ideologi lain,” pungkasnya.
Editor : Abdul Mun’im Hasan