PC IPNU IPPNU Kota Bogor Sukses Adakan Makesta 2023
Pengurus Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) mengadakan Makesta (Masa Kesetiaan Anggota). Dan kali mengangkat tema "Menumbuhkan Kesetiaan Dalam Ikatan Anggota" bertempat di Yayasan Raudlatul Muta'allimin
PC IPNU IPPNU Kota Bogor Sukses Adakan Makesta 2023
Kota Bogor, LTN NU Bogor Raya, Pengurus Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) mengadakan Makesta (Masa Kesetiaan Anggota). Dan kali mengangkat tema “Menumbuhkan Kesetiaan Dalam Ikatan Anggota” bertempat di Yayasan Raudlatul Muta’allimin, Tanah Sareal, Kota Bogor (25/06) Minggu.
Sesi pertama diisi oleh ustadz Ahmad Rifai (aktifis NU dan MUI Komisi Fatwa). Ia mengatakan bahwa ulama kita menjadi orang-orang yang faham agama dengan detail, Harus selalu berafiliasi dengan NU karena NU adalah jam’iyyah dinniyah yang Manhazun Nubuwah yang dapat dibuktikan kebenarannya.
“Ketidaktegasan kiai NU itu berangkat dari keilmuan yang detail. Karena adanya pertimbangan dan perbandingan serta ada landasanya. Nabi Muhammad Saw bertugas mendakwahkan, adapun hidayah itu wilayahnya Allah Swt. Ada pun nasib mereka beriman itu urusan Allah Ta’ala,” ujar ustadz pengajar di Pesantren Pagentongan.
Ia juga menjelaskan bagaimana Nabi Muhammad Saw saat berdakwah di Thaif, mengundang emosi, amarah malaikat penunggu gunung.
“Nabi Muhammad berkata kepada malaikat bahwa fainnahum kaumun laayalamun. Maklumi saja, sehingga banyak Kiai NU mengikuti dengan berhusnud dhon dan ini adalah manhaj NU,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan terlalu banyak referensi, setiap kemungkinan mungkin terjadi, kedepankan husnudhon. Boleh jadi orang orang yang kafir yang masih hidup itu kelak akan menyafaati kita (bisa jadi mereka masuk islam dan lebih serius keislamannya hingga husnul khotimah) Kita tidak bisa mengklaim, hanya wasilah hidayah. Islam itu moderat, betapa Rasulullah itu moderat.
Pada materi Keaswajaan disampaikan oleh ustadz Yudin Taqyudin alias Gus Taqi, mengatakan bahwa Aswaja singkatan dari ahlussunnah wal jamaah, dan sunnah bermakna Sesuatu yang bersandar kepada Nabi Muhammad SAW.
“Diamnya Nabi Muhammad merupakan tanda sepakat, berati membolehkan. Kadang kala ada sesuatu yang tidak di contohkan langsung tapi tidak bertolak belakang dengan agama. Ada tradisi menyelenggarakan kelahiran Nabi Muhammad Saw,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan bahwa adanya tradisi Grebeg mulud, juga shodaqoh dengan kearifan lokal. Adanya bongsang (bolong tapi nyangsang). NU sudah final dengan mana yang termasuk syariat mana yang tradisi.
“Harus difahami dulu, bid’ah terbagi kepada dua ada mahmudah dan mazmumah, ini menurut Ibnu Hazar Al-asqolani,”
Sepeti adanya mushaf Alquran saat ini, apakah ada di zaman Nabi. Dengan bentuk bacaan yang seperti Alquran sekarang.
“Memakai mushaf dan ada tanda bacaan saat ini amay terbantukan untuk kita saat ini,” jelasnya.
Bahwa NU mengikuti Alquran, Asssunah, Ijma dan Qiyas.
“Contoh. Mengseumpamakan hukum, zakat fitrah. Diseumakapan dengan makanan pokok kita, sehingga gandung jadi nasi, Berawal dari IPNU IPPNU makan harus Faham Aswaja,” katanya
Kegiatan Makesta juga menghadirkan kang Mun’im dari LTN NU Bogor Raya, memberikan materi Digitalisasi. Ia menyatakan bahwa dari IPNU dan IPPNU ini harus bertumbuhan kader NU yang melek dan faham akan medsos dan juga menguasi banyak flatform sehingga NU dapat menjangkau lebih luas.
“Mari semua kader-kader NU yang hari ini mengikuti Makesta semoga kalian dapat mewarnai dumay dengan ghirah keNUan sehingga akan banyak pelajar mengetahui esens NU dari kaum millenial,” pungkas yang menjadi kontributor NU Jabar Online.
Kegiatan Makesta sukses terlaksana dengan hadirnya semua pemateri dan hadir pada kegiatan Ustadz H Hasbulloh Pembina PC IPNU dan IPPNU, Ketua PC IPNU Muda Mamora dan rekan, rekanita.
Pewarta : Abdul Mun’im Hasan