Warta

Habib Saggaf Mahdi BSA Ijazahkan Shalawat Syajarotun Nuqud

Shalawat ini diperolehnya dari Syaikh Muhammad Balqa'id Al-Hibry Al-Jazair, dan dia mendorong para murid dan santrinya untuk istiqomah mengamalkannya setiap malam setelah Isya sebanyak 400 kali.

Habib Saggaf Mahdi BSA Ijazahkan Shalawat Syajarotun Nuqud

Habib Saggaf Mahdi BSA, seorang tokoh agama yang dilahirkan pada 15 Agustus 1945 di Kampung Bada, Dompu, Nusa Tenggara Barat, membagikan rahasia keberkahan dengan Shalawat Syajarotun Nuqud.

Shalawat ini diperolehnya dari Syaikh Muhammad Balqa’id Al-Hibry Al-Jazair, dan dia mendorong para murid dan santrinya untuk istiqomah mengamalkannya setiap malam setelah Isya sebanyak 400 kali.

Kisahnya dengan Syaikh Balqa’id menjadi momen penting dalam hidupnya. Ketika hendak pulang ke Indonesia, Syaikh Balqa’id memberikan Habib Saggaf ijazah untuk mengamalkan Shalawat Syajarotun Nuqud, mengatakan, “Wahai Saggaf, bebanmu berat dan pikulanmu banyak.” Habib Saggaf menyadari pesan dalam kata-kata ini.

Dalam ceramahnya di Pondok Pesantren Nurul Iman, yang memiliki ribuan santri, Habib Saggaf Mahdi BSA menjelaskan bahwa dengan mengamalkan Shalawat ini, rezeki akan mengalir seperti memiliki pohon uang di depan rumah. Shalawat ini singkat dan dapat ditemukan dalam kitab Tanbihul Ghafilin karya Abul Laits as-Samarqandi.

Habib Saggaf Mahdi BSA menekankan pentingnya membaca Shalawat ini setiap malam waktu Isya. “Bacalah Shalawat setiap malam waktu Isya, tidak harus setelah shalat, yang penting di waktu Isya hingga terbit fajar,” katanya.

Thariqah Habib Saggaf Mahdi BSA adalah Thariqah Qodiriyyah wa Naqsyabandiyyah (TQN), yang dia terima langsung dari Syaikh Muslih bin Abdurahman. Dia menjadi Mursyid TQN selama 36 tahun setelah wafatnya Syaikh Muslih. Sanad thariqahnya melalui Syaikh Al-Jali atau Syaikh Al-Khowaji yang berasal dari Baghdad dan keturunan Sayyidina Abbas RA.

Selain itu, Habib Saggaf Mahdi BSA juga mendapatkan ijazah bacaan Surat Fatihah dari gurunya, Syaikh Muhammad bin Ali Al-Mushalli, yang juga mendapatkan ijazah Surat Al-Fatihah dari Hadrarus Syaikh KH Hasyim Asyari, pendiri NU.

Tidak mengherankan jika Pondok Pesantren Nurul Iman Al-Asyriyyah yang berlokasi di Jalan Nurul Iman 01, Desa Waru Jaya, Parung, Bogor, Jawa Barat. Pun pernah dikunjungi oleh Gus Dur, tokoh NU yang terkenal. Semoga Shalawat Syajarotun Nuqud menjadi sumber keberkahan bagi banyak orang yang mengamalkannya.

Penulis: Abdul Mun’im Hasan

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button