Habib Ali Al-Jufri : Membawakan Sandal Guru untuk Raih Keberkahan Ilmu
LTN NU Jawa Barat, Abdul Mun’im Hasan – Habib Ali Al-Jufri seorang tokoh Dai yang saat ini menjadi pusat perhatian banyak orang, sebagai Muballig yang menyejukan, berdakwah dengan mengedepankan Akhlak dan wawasan Wasathiyah (Moderat). Menghadiri pertemuan khusus menjadi narasumber pada Seminar Internasional dan Multaqa dalam rangka kerja sama Pendidikan Kader Ulama (PKU) Masjid Istiqlal dan Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama International (KHLNKI) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Rabu (24/08).
Tidak heran jika seorang murid menjadi besar dari seorang tokoh besar dan kharismatik dari Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf Jeddah merupakan Guru Spritual yang menjadi sumber keilmuan Habib Ali Al-Jufri. Sehingga menjadikannya pendakwah yang berwawasan luas dan lebih mengedepankan Akhlak kepada siapa pun yang ditemuinya.
“Al-Faqir (Habib Ali Al-Jufri) menjadi seperti ini dikarenakan keberkahan Guru Al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad Al-Saqqaf Jeddah. Membawakan sendalnya (bentuk khidmat kepada guru), mempelajari kitab Syamail Muhammadiyah karangan Imam Tarmidzi dihadapan beliau pada usia 14 Tahun,” Terang Habib lulusan Fakultas Dirasat Islamiyyah Universitas Shan`a, Yaman. Saat menjawab pertanyaan audien.
Ketawaduan Habib Ali Al-Jufri terhadap Gurunya menghantarkannya menjadi seorang Muballigh yang disukai banyak orang.
“Hendaknya orang yang menuntut ilmu memperbaiki niatnya. Yakni menuntut ilmu semata-mata untuk mencari keridhaan Allah SWT, untuk mengamalkan ilmu, untuk menghidupkan syariat dan menerangi hati serta mendekatkan diri pada Allah Ta’ala,” Pungkas Habib Keturunan Al-Husaini.
Khalilur Rahman selaku Wakil Ketua Komisi Moderasi Komisi HLNKI MUI, Menurutnya kegiatan ini merupakan upaya mendiseminasikan konsep ‘Islam Wasathiyyah’ dari Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional (KHLNKI) Dewan Pusat MUI. Dalam kaitan ini, MUI menggandeng Pendidikan Kader Ulama (PKU) Masjid Istiqlal.
Kegiatan yang diinisiasi Sub Komisi Moderasi, Komisi HLNKI MUI Pusat ini didasarkan pada pentingnya penyebarluasan konsep Wasathiyyatul Islam. Tujuannya, untuk mewujudkan harmoni kebangsaan, kesatuan dan persatuan bangsa serta perdamaian dunia.
Pewarta : Abdul Mun’im Hasan