Warta

Wakil Rais Syuriah PWNU Jateng Hadiri Baiat Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsabandiyah (TQN) dan Ijazah Manaqib

KH Achmad Chalwani Nawawi mengisi kegiatan pengajian akbar dan membaiat hadirin serta hadirot yang dengan Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsabandiyah (TQN).


Di Pondok Pesantren Fasihuddin Pasir Putih Sawangan Kota Depok pada hari Selasa Malam Rabu (5/7).

Pada pengajian akbar KH Chalwani menekankan pentingnya sanad Thoriqoh, mereka yang mengamalkan akan merasakan manisnya Iman Islam dan Ikhsan.

لَا يَمْلِكُوْنَ الشَّفَاعَةَ اِلَّا مَنِ اتَّخَذَ عِنْدَ الرَّحْمٰنِ عَهْدًا ۘ

“Mereka tidak berhak mendapat syafaat, (pertolongan) kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi (Allah) Yang Maha Pengasih (QS. Maryam 87)

“yang sudah janji kepada Allah SWT. Mereka tentunya sudah di talqin, diajari oleh Mursyid bacaan dzikir dari Allah melalui pelantara Mursyid yang masih hidup, amalan yang sempurna dapat ijazah dari Mursyid, memiliki mata rantai sampai ke Nabi Muhammad SAW. Malaikat Jibril hingga sampai kepada Allah Ta’ala,” Jelas Wakil Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah.

Imam Uyainah yang merupakan salah satu guru dari Imam Ahmad bin Hanbal ini mengungkapkan
عند ذكر الصالحين تنزل الرحمة

Ketika orang-orang Shaleh dikenang, maka Rahmat Allah akan turun.
Sayyidina Ali bin Abi Tholib KW. Menyatakan
قال على: لا حرية الا بالدين ولا دين الا باالجماعة ولا جماعة الا بالامارة ولا امارة الا بالطاعة ولا طاعة الا بالعلم ولا علم الا بالتعلم

Tidaklah merdeka kacuali dengan beragama (Islam) yang mengamalkan Thoriqoh. Tidak dikatakan beragama kecuali ikut berjamaah, tidak dikatakan berjamaah kecuali ada pengurusnya, tidak dikatakan ada pengurusnya kecuali dengan ketaatan, tidak dikatakan ketaatan kecuali dengan ilmu dan tidak dikatakan berilmu kecuali dengan belajar.

Karena Sayyidina Ali KW sebagai Gerbangnya Ilmu Nabi Muhammad SAW.
انا مدينة العلم وعلي بابها

“Sebut saja mereka para Kiai, yang Ahli Thoriqoh, mereka juga merupakan pejuang kemerdekaan, melawan penjajah. Pangeran diponegoro yang nama aslinya adalah Raden Mas Ontowiryo. Muhammad Hatta putra dari seorang Thoriqoh yang mendampingi pembacaan Proklamasi Bung Karno.


Pada peristiwa Gestapu PKI meletus, seorang Jendral yang berthoriqoh selamat dari pembunuhan berencana yaitu Jendral Muhammad Haris Nasution yang bertalqin kepada KH Mustain Romly Peterongan Jombang. Mbah Hasyim Asyari memiliki guru Syariat yakni KH Kholil Bangkalan dan Guru Hakikat (Thoriqoh) KH Mahfudz Attarmasi talqinnya kepada Syekh Nawawi Banten,” Tutur Mursyid Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsabandiyah dan Pengasuh Pondok Pesantren An Nawawi Berjan, Gebang, Purworejo, Jawa Tengah.

Ustadz Ahmad Singgih Maulana selaku panitia acara bersyukur acara dapat berjalan sesuai yang direncanakan.


“Berkat doa-doa para Kiai, terutama KH Asnawi Ridwan selaku tuan rumah acara yang dengan wasilahnya dapat menghadirkan Romo Kiai Chalwani,” Ucapnya.

Tambahnya bahwa Latar belakang adanya acara Baiat dan ijazah ini upaya menjaga amaliyah NU yang gemar dengan Dzikir, Wirid serta Manaqib sehingga masyarakat dapat mengenal Thoriqoh dan mendapatkan sanad keilmuannya yang menyambung sampai ke Rasulullah SAW. Sebagai wadah untuk masyarakat agar mereka mendapatkan ijazah dan menggaungkan amaliyah Nahdlatul Ulama di Kota Depok. Hal ini dikarenakan semakin maraknya perkembangan dan beberapa kelompok yang anti dengan Dzikir, Manaqiban dikhawatirkan hilang, maka perlu adanya kegiatan ini untuk menyiapkan para generasi muda yang mengamalkan Dzikir dan thoriqoh yang mu’tabar dan jelas sanad keilmuannya yang dibimbing oleh Mursyid Thoriqoh.

Patut diketahui bahwa KH Achmad Chalwani Nawawi memiliki Silsilah Kemursyidan Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah (TQN) dari Ayahanda KH Nawawi Berjan Purworejo yakni Syech Shiddiq Berjan Bin Syech Zarkasyi Berjan Purworejo juga dari Pakdenya yakni Syech Munir Berjan bin Syech Zarkasyi Berjan Purworejo , Kemursyidan Syech Zarkasyi bin Asnawi Berjan Purworejo dari Syech Abdul Karim Al-Bantani dari Syech Achmad Khotib bin Abdul Ghoffar Sambas Kalimantan.

Adapun Ayahanda KH Nawawi Berjan yang menjadi pemrakarsa sekaligus pendiri Jam’iyyah Ahli Thariqah Al-Mu’tabarah bersama KH. Mandhur Temanggung, KH. Muslih Mranggen, KH. Masruhan Mranggen, dan mantan Bupati Grobogan Andi Patopoi pada Kongres Thariqah pertama di Asrama Pendidikan Islam (API) Tegalrejo Magelang, 10 Oktober 1957 silam.

Acara dihadiri oleh para Kiai, Asatidz se-Kota Depok, Pengurus Jatman Kota Depok, Pengurus NU Kota Depok, MWCNU se-Kota Depok, PRNU Pasir Putih, dan diakhiri dengan Doa oleh Mbah Kiai Chalwani, sebelumnya bersama-sama menggaungkan Yalal wathon.

Pewarta : Abdul Mun’im Hasan

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button