Warta

LD PBNU KH. Khoirul Huda Basyir : Nuzulul Qur’an Moment Pembentukan Jati Diri Santri

Abdul Mun’im Hasan – Pesantren Al-Hamidiyah Depok yang didirikan oleh Al-Magfurlah KH. Achmad Sjaichu mengadakan peringatan Nuzulul Qur’an 1443 H bertempat di Masjid Jami Al-Hamidiyah dengan menghadirkan tokoh Pengurus Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) KH. Khoirul Huda Basyir (22/04) Jum’at malam Sabtu setelah Shalat Taraweh berjamaah.

Pada sambutannya selaku Pengasuh Pesantren Al-Hamidiyah KH Oman Fathurahman menyatakan bahwa acara Nuzulul Qur’an adalah bentuk syiar keislaman, dan pembelajaran bagi santriwan dan santriwati. Acara ini bertemakan ‘Berakhlak Qur’ani Membangun Jati Diri Santri’ yang pada saat ini seluruh santri Al-Hamidiyah sudah mengetahui dan menghafal Jati Diri Santri Pesantren Al-Hamidiyah.

“Kehadiran para tokoh saat ini untuk memberi inspirasi kepada santri, menghadirkan atmosfir positif sehingga santri ingin jadi apa saja silakan, pejabat, pemimpin, Kiai, apa pun Insyallah akan terwujud, tentunya dengan usaha, doa dan restu orang tua dan guru,” Tutur Guru Besar Filologi Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta.

Direktur Utama Yayasan Pesantren Al-Hamidiyah  dr H Imam Susanto Sjaichu pada sambutannya menyampaikan bahwa bagi para santri putra dan putri Al-Hamidiyah, hendaknya berterima kasih kepada orang tua yang telah memilih Pondok Pesantren sebagai tempat menuntut ilmu dibanding sekolah umum biasa, karena di pesantren akan dikenalkan kehidupan bermasyarakat.

“Kalian sebagai santri tinggal 24 jam dan berinteraksi dengan teman-teman, Kiai, Ustadz, Pembina, Karyawan di Pesantren yang merupakan cermin di masyarakat nantinya, hendaknya berakhlak mulia, mengamalkan syariat Islam harus dibiasakan sejak dini,” Jelas Putra kedua Al-Magfurlah KH Sjaichu

Sambutan berikutnya disampaikan oleh Sekretaris Baznas Dr. H. Ahmad Zayadi menyatakan bahwa bulan Ramadhan berada di urutan kesembilan pada kalender Hijriyah. Maka seyogyanya sebagai seorang mukmin dapat meriah tujuan dari puasa dan amaliyah lainnya di bulan penuh berkah ini.

“Kalau kita ambil analogi bulan Ramadhan ini adalah bulan kesembilan, laksana ibu yang sedang hamil maka tentunya, setelah bulan yang kesembilan, kita akan sampai pada satu entitas yang insyaallah lebih sempurna, sebagaimana bayi yang baru dilahirkan, seorang mukmin yang telah menjalani ibadah di bulan Ramadhan maka akan sampai kepada pribadi yang bertakwa,” Jelasnya

KH. Khoirul Huda Basyir selaku pimpinan Pondok Pesantren Kaukab Bogor. Saat tausiyahnya menyampaikan, ulama mengajarkan dan hampir semua guru menegaskan Islam terdiri dari tiga kerangka dasar ajaran utama, hal ini tidak dapat dipisahkan.

“Tiga kerangka dasar ajaran Islam yakni Aqidah, Syariah, Muamalah/Akhlak, pada moment Nuzulul Qur’an ini maka kita harus mengenal sosok Rasulullah yang mendapatkan kitab suci sebagai pedoman bagi umat manusia,” Tegas tokoh LD PBNU

Akhlak atau karakter akan menjadi jati diri bagi santri, bahwa Rasulullah SAW pun di utus melainkan untuk menyempurnakan Akhlak mulia.

Sebagaimana hadist

إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ مَكَارِمَ اْلأَخْلَاقِ (وَ فِي رِوَايَةٍ: صَالِحَ) اْلأَخْلَاقْ

Aku hanyalah diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia (dalam riwayat yang lain: menyempurnakan kebagusan akhlaq).
(HR Ahmad No 8952 dan Al-Bukhari dalam Adaabul Mufrad No 273)

” Agama adalah muamalah/ Akhlak (الدين معاملة) dan akhlak juga merupakan pondasi (الاخلاق عمود الدين) sehingga menjadi intisari seluruh ajaran agama, dan Rasulullah merupakan perwujudan dari Al-Qur’an (كان خلقه القران), menjadi Al-Qur’an yang berjalan,” Terangnya.

Selanjutnya KH Huda membacakan ayat terkait sifat Allah Ta’ala yang ada pada Nabi Muhammad SAW. Menunjukan kemulian beliau sebagai utusan terakhir yang terpilih (المصطفي)

لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ

Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman (QS At-Taubah : 128)

“Ayat menjadi pedoman inspirasi akhlak kita, tidak diragukan sama sekali akan pribadi Rasulullah SAW. Bahwa sifat baginda Nabi (عزيز) yang sangat merasa berat atas kesulitan, begitu punya perhatian (اهتمام) kepada umat (حريص) bermakna care/peduli, beban bisa diringankan, ketika seorang mukmin sangat penyayang rasa kasih yang luar biasa kepada hambanya, salah satu sama sifat Allah yang mulia, kata (رَءُوْفٌ) dan (رحيم) keduanya hanya disandarkan kepada Rasulullah Saw saja.
Menunjuk betapa mulianya Rasulullah,” Tegas Mudir Pondok Pesantren Al-Kaukab Bogor.

Peringatan Nuzulul Qur’an di Masjid Jami’ Al-Hamidiyah itu juga diikuti oleh peserta secara daring melalui Zoom dan siaran langsung di YouTube. Dimeriahkan dengan hadrah Junudur Rosul Santri Al-Hamidiyah membawakan Yalalwathan dan qosidah Qur’aniyah dan diakhiri dengan pembacaan doa oleh Syekh Kholeel Al Obaidi dari Iraq seorang Ulama Ahli Qira’atu Sab’ah dan Qori dengan suara indahnya.

Di antara tokoh yang hadir lainnya, Syekh Kholeel Al Obaidi dari Iraq (Musyrif Pesantren Al-Kaukab), Dr H Ahmad Zayadi (Sekretaris Badan Amil Zakat Nasional/Baznas), dr H Imam Susanto Sjaichu (Direktur Utama Yayasan Islam Al-Hamidiyah/YIA) dan Istrinya Ibu Hj. Aasye Mariah, Bapak Lukman Hakim Saifuddin (Menteri Agama Periode 2014 -2019, Mustasyar YIA), Ir H Achmad Fauzi ( Dewan Pembina), Prof Dr KH Oman Fathurahman, (Kepala Pengasuh Pesantren Al-Hamidiyah) dan istri Ibunya Hj. Husnayah Alhudayah, KH Abdul Rasyid Marhali , KH. Jauhari Sadji, (keduanya Wakil Pengasuh), Ustadz Suma Wijaya (Kepala Pesantren), Ketua Panitia Nuzulul Qur’an Ustadz Abdul Mun’im Hasan dan melalui daring Dr Farida Wulandari (Direktur Pendidikan YIA), Ibu Marti Alifa (Wakil Direktur Pendidikan), Ibu Ira Asmara (Kepala MA), serta lainnya.

Pewarta : AMH

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button