Hikmah

Haul Sayyidah Khadijah, Istri Tercinta Sang Rasulullah SAW

Abdul Mun’im Hasan – Secara etimologi, haul berarti satu tahun. Secara istilah, bermakna peringatan yang diadakan setahun sekali bertepatan dengan wafatnya tokoh masyarakat.

Haul bertujuan untuk mengenang jasa orang yang sudah tiada dan sebagai pengingat kematian, Rasulullah Saw mengingatkan kita كفى بالموت واعظا

“Cukuplah kematian menjadi nasehat (mau’idhah) (bagi Anda)”.

Siti atau Sayyidah Khadijah wafat pada hari ke 11 bulan Ramadhan tahun ke 10 kenabian, tiga tahun sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah. Sayyidah Khadijah wafat pada usia 65 tahun.

Sayyidah Khadijah Al Kubra adalah istri pertama dan tercinta Rasulullah Saw :  ﻋَﻠَﻰ) ﺧَﺪِﻳﺠَﺔَ ﻣِﻦْ ﻛَﺜْﺮَﺓِ ﺫِﻛْﺮِ ﺭَﺳُﻮﻝِ اﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ) . Orang pertama yang beriman kepada Allah dan kenabian Rasulullah Saw. Beliau merupakan orang yang berjasa dalam dakwah Rasulullah Saw. dalam menyebarkan agama islam.

Pada Ramadhan 1443 H. Habib Ahmad Alaydrus berkesempatan menziarahi Makam Sang wanita pertama yang dicintai oleh Rasulullah Saw yakni Makam Sayyidah Khadijah binti Khuwailid di Pekuburan Al-Ma’la yang tidak jauh dari Masjidil Haram di Kota Makkah Al-Mukarromah.

“Berziarah ke Wanita yang mendapat salam langsung dari Allah, yang surganya lain daripada yang lain, yang hartanya semua diinfakkan untuk Islam, yang menjadikan dirinya pelayan terbaik bagi Suaminya, yang setiap kali Suaminya menginginkan sesuatu apapun maka ia sudah tau sebelum diminta oleh suaminya, siapa dia ? Tidak lain dialah yang dimuliakan dan dipilih oleh Allah untuk menjadi Ibu bagi seluruh keturunan Sang Baginda Nabi saw,” Tulis Wakil Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Depok di Fanpage FB-nya.

Khadijah mendapat jaminan surga dari Allah SWT. Hal ini sebagaimana salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab shahihnya,

عَنْ إِسْمَاعِيلَ قَالَ قُلْتُ لِعَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِى أَوْفَى أَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بَشَّرَ خَدِيجَةَ بِبَيْتٍ فِى الْجَنَّةِ قَالَ نَعَمْ بَشَّرَهَا بِبَيْتٍ فِى الْجَنَّةِ مِنْ قَصَبٍ لاَ صَخَبَ فِيهِ وَلاَ نَصَبَ.

Dari Ismail, ia berkata, aku bertanya kepada Abdullah Ibnu Abi Aufa “ Apakah Rasulullah SAW telah memberi berita gembira kepada Khadijah berupa surga?,” Jawab Abdullah Ibnu Aufa “Ya, benar, Rasulullah SAW telah mengabarkan kepada Khadijah bahwa ia telah dibangunkan sebuah istana di surga yang terbuat dari qashab (Zabarjad dan Yaqut), tidak ada kebisingan dan kepayahan didalamnya.

Ada beberapa keistimewaan Sayyidah Khadijah sebagaimana ditulis oleh Sayyid Muhammad Ibnu Alawi Al-Maliki dalam salah satu karya beliau yaitu Al-Busyra fi Manaqib Sayyidah Khadijah Al Kubro. Beberapa keistimewaan tersebut diantaranya:

Mendapat derajat kemuliaan yang paling tinggi. Beliau merupakan orang pertama yang mengimani kerasulan Nabi Muhammad SAW, tidak ada yang mendahului keimanan beliau baik laki-laki maupun perempuan. Selain itu, jauh sebelum adanya syariat shalat, Sayyidah Khadijah sudah melaksanakan shalat bersama nabi Muhammad SAW dan sayyidina Ali bin Abi Thalib.

Merupakan Afdhal Nisa’ Al-Musthafa bi Al-Tamam (perempuan terpilih yang paling mulia). Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW:

سيدة نساء العالمين مريم ثم فاطمة ثم خديجة ثم آسية امرأة فرعون

“Bahwa perempuan paling mulia di muka bumi ini adalah Maryam (Ibunda Nabi Isa AS), kemudian Fatimah (putri nabi Muhammad SAW) , Khadijah (istri nabi Muhammad SAW), dan Asiyah (Istri Fir’aun)”

Nasabnya adalah nasab yang terpelihara dari kaum Jahiliyah, nasabnya bertemu nasab nabi sehingga beliau diberi gelar As Sayyidah at Thahirah (suci) dan terkenal dengan gelar al-Kubra.

Selalu menyenangkan dan menghibur ketika Nabi diganggu orang kafir serta tidak menyakiti hati Nabi Muhammad SAW selama 24 tahun hidup berkeluarga dengan beliau.

Nabi Muhammad Saw sering menyebut nama Sayyidah Khadijah (ﻣِﻦْ ﻛَﺜْﺮَﺓِ ﺫِﻛْﺮِ). Dalam banyak kesempatan, nabi sering menceritakan kepada para sahabat tentang ketulusan dan kebaikan Sayyidah Khadijah.

Sayyidah Khadijah mendapatkan salam langsung dari Allah SWT dan malaikat Jibril. Kisah ini terjadi tatkala Sayyidah Khadijah mengirimkan makanan untuk nabi Muhammad SAW yang sedang ber-tahannuts (menyendiri) di gua Hira’. Saat Sayyidah Khadijah hendak sampai di gua Hira’, malaikat Jibril menyampaikan kepada nabi SAW : Wahai Muhammad, Khadijah mendatangimu, sampaikan salam dari Rabbmu dan dariku untuknya.

“Jika Nabi merupakan manusia yang mulia maka seorang pendampingnya pun pastinya sosok yang mulia juga, dan dari Haul Sayyidah Khadijah ini kita dapat mengambil banyak pelajaran dari pribadi suci Sayyidah Khadijah yang dari rahimnya lahir Ahlul Bait Nabi Muhammad Saw. Tentunya Zuriyah yang saat ini di kenal sebagai Habaib,” Pungkas Habib Dai Millenial.

Pewarta : Abdul Mun’im Hasan

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button